Begitu menyakitkan dan begitu menyedihkan
Kenapa harus ada pembedaan jika semuanya sama
Kenapa harus memilih jika bisa untuk tak memilih
Kenapa harus dikhususkan jika yang lain lebih baik dari yang satu
Seandainya mereka tau apa yang aku rasa
Seandainya mereka tau aku tak sanggup lagi
Seandainya mereka tau aku terluka dengan semua sikap pembedaan ini
Seandainya mereka tau aku muak
Apakah aku harus berubah menjadi seperti dia
Biar kalian bisa melihat kelebihanku
Biar kalian bisa melihat kebaikanku
Biar kalian berhenti menghakimi diriku
Biar kalian berhenti menyalahkanku
Biar kalian sadar bahwa selama ini aku telah berusaha menjadi yang terbaik
Meski kalian buta tak bisa melihat semua kerja kerasku
Apakah kau pernah merasa sendiri di dunia ini?
Apakah kau pernah di posisi dimana semua temanmu berbalik menyerangmu?
Apakah kau pernah dikhianati oleh orang yang sangat kau sayangi?
Apakah kau pernah berada di suatu kondisi dimana kau tak ingin berada di dalamnya?
Apakah kau pernah di posisi dimana semua temanmu berbalik menyerangmu?
Apakah kau pernah dikhianati oleh orang yang sangat kau sayangi?
Apakah kau pernah berada di suatu kondisi dimana kau tak ingin berada di dalamnya?
Alice, begitu panggilan yang diberikan oleh teman-temanku. Aku bukanlah gadis yang hidupnya sempurna. Keluargaku hancur, kedua orang tuaku sering sekali bertengkar di depanku hingga aku berada di suatu titik dimana aku tak kuasa lagi mendengarnya. Aku sering sekali disakiti, bahkan dikhianati oleh orang yang aku sangat sayangi. Aku juga bahkan terlalu sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang berada di sekitarku.
Kasihan? Ya, memang ironis. Tapi, jika saja aku bisa memilih, mungkin aku tak menginginkan kehidupanku ini. Sendiri, fana, dan hanya rekayasa. Tak ada yang bisa membantuku, bahkan untuk tempat melepas cerita sedikit pun. Tak ada seorang pun yang dapat aku percaya. Hanya novel, komputer, dan sapu tangan untuk menyapu air mata ku lah temanku.
Mungkinkah kesendirianku ini disebabkan akan ketakutanku untuk menerima perubahan? Atau mungkinkah kesendirianku selama ini disebabkan karena aku terlalu takut untuk mencoba melangkah keluar dari dinding-dinding yang memaksaku untuk tetap berada di sini hingga aku harus jatuh terpelosok seorang diri?
Jujur, ini terlalu menyakitkan....
Kasihan? Ya, memang ironis. Tapi, jika saja aku bisa memilih, mungkin aku tak menginginkan kehidupanku ini. Sendiri, fana, dan hanya rekayasa. Tak ada yang bisa membantuku, bahkan untuk tempat melepas cerita sedikit pun. Tak ada seorang pun yang dapat aku percaya. Hanya novel, komputer, dan sapu tangan untuk menyapu air mata ku lah temanku.
Mungkinkah kesendirianku ini disebabkan akan ketakutanku untuk menerima perubahan? Atau mungkinkah kesendirianku selama ini disebabkan karena aku terlalu takut untuk mencoba melangkah keluar dari dinding-dinding yang memaksaku untuk tetap berada di sini hingga aku harus jatuh terpelosok seorang diri?
Apakah ini baik untuk kehidupanku, Tuhan? Atau apakah aku harus lebih membuka diri terhadap pergaulan zaman sekarang sehingga aku tak akan merasa sepi lagi?
Jujur, ini terlalu menyakitkan....
KASUS I
A : "Aku suka sama kamu, mau nggak kamu jadi pacarku?"
B : "Suka aku? Emangnya kamu suka sama aku karena apa kalau aku boleh tau?"
A : "Karena kamu itu sempurna, kepribadianmu baik, kamu menyenangkan, kamu ramah, dan kamu cantik"
B : "Oh"
A : "Aku serius, nggak bohong. Aku senang banget loh bisa kenal sama kamu"
KASUS II
A : "B, aku suka sama kamu, mau nggak jadi pacarku?"
B : "Memangnya kenapa kamu bisa suka ama aku?"
A : "Karena kamu itu beda. Kamu jutek, kamu kasar, kata-kata kamu pedes ke aku, kamu galak. Tapi justru itu yang buat aku suka sama kamu. Karena kamu bukan wanita gampangan"
B : "......"
Mana yang kamu pilih? Kata-kata yang terlalu sempurna yang dapat meyakinkanmu, atau Kata-kata jujur yang keluar dari dalam hatinya?
