Cegah, Atasi, dan Tangani Prematuritas

12:18 AM

Prematur, Ibu mana yang ingin melahirkan seorang anak yang prematur. Prematur itu sendiri diartikan kelahiran yang terjadi sebelum 37 minggu. Ada beberapa penyebab kelahiran prematur itu sendiri, yaitu :

  • Faktor Kesehatan Ibu, diantaranya : Preeklamsia, Penyakit yang bersifat kronis seperti penyakit ginjal atau jantung, penyakit infeksi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi cairan ketuban, dan infeksi vagina, kelainan bentuk rahim, ketidakmampuan serviks menutup selama masa kehamilan, stres, kebiasaan merokok sebelum dan selama masa kehamilan, penyalahgunaan NAPZA, atau pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya.
  • Faktor Kehamilan, seperti : Kelainan atau menurunnya fungsi ari-ari, kelainan posisi ari-ari, ari-ari yang lepas sebelum waktunya, terlalu banyak cairan ketuban, dan ketuban pecah lebih awal.
  • Faktor Yang Melibatkan Janin, yaitu Kehamilan kembar dan kelainan darah pada janin. 
Namun, menurut penulis, prematur atau tidak, lahir secara normal atau cecar sekali pun adalah suatu Qadarullah, atau takdir Allah 'azza wa jalla. Bagi ibu hamil di luar sana, pasti menginginkan bayinya terlahir secara normal dan sehat. Tidak ada satu ibu pun yang menginginkan bayinya terlahir prematur. 

Tetapi, kembali lagi, ini semua adalah takdir ketentuan Allah. Bentuk kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Rasa bersyukur harus tetap kita panjatkan karena telah diberikan kesempatan untuk melahirkan karunia-Nya yang begitu besar.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang tidak dapat selamat ketika dilahirkan, atau mereka yang selamat dilahirkan tetapi tidak bertahan di dunia dalam waktu yang lama? Dalam hadis dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا ماتَ ولدُ العَبْدِ ، قالَ اللهُ لمَلَائِكَتِهِ : قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ: قَبَضْتُم ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ : مَاْذَا قالَ 
 عَبْدِيْ؟ فَيَقُولُونَ : حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ . فَيَقُولُ اللّهُ : ابْنُوا لِعَبْدِيْ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بيتَ الحَمْدِ

“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya kepada malaikat, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apakah kalian mencabut nyawa buah hatinya?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku?‘ Malaikat menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun‘. Kemudian Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian)‘.”
(HR. Tirmidzi 1037, Ibu Hibban 2948 dihasankan al-Albani)  

Kemudian, dalam riwayat lain, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَا مِنَ النَّاسِ مِنْ مُسْلِمٍ يُتَوَفَّى لَهُ ثَلاَثٌ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ ، إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga anaknya, yang belum baligh, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan rahmat yang Allah berikan kepadanya.”
 (HR. Bukhari 1248 dan Nasai 1884)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda,

 وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَىْ الجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan ari-arinya apabila ibunya bersabar (atas musibah keguguran tersebut).

Jadi, sudah jelas bahwa apabila ibu yang kehilangan bayinya itu bersabar atas kehilangannya dan menyerahkan kembali kepada Allah, InsyaAllah surga hadiah baginya. 

Kali ini, penulis akan berbagi tips terkait kelahiran anak pertamanya, Hapsah Yumna Maulana, yang terlahir prematur di usia kandungan 30 weeks dengan berat 1.2 kg.

#Tips 1 : Hati Yang Ikhlas

Bagi ibu-ibu yang melahirkan bayi prematur, siapkan hati yang ikhlas terlebih dahulu. Ikhlas dalam menjalani takdir Allah. Jangan lagi bertanya, kok bisa? kok aku? padahal aku sudah.......
STOP berpikiran demikian, karena ini semua sudah menjadi ketentuan dari Allah. Kita hanya menjalaninya dengan penuh keikhlasan. 

#Tips 2 : Stop Membandingkan Dengan Bayi Lain

Mungkin memang sudah lumrah namanya yang namanya manusia pasti akan membandingkan satu dengan yang lain. Tetapi, sebaiknya kita, para Ibu janganlah membandingkan anak si A dengan anak kita. Karena setiap anak itu berbeda. Terlebih lagi jika ia prematur. Jangan dibandingkan dengan pertumbuhan anak yang normal, karena pasti akan jauh tertinggal. Bersabar dan tetap berpikiran positif adalah kunci nya.

#Tips 3 : Siapkan Dana Yang Lebih

Dana, ini adalah yang terpenting. Mungkin bagi ibu yang lahirannya normal, hanya mempersiapkan dana untuk kelahiran. Akan tetapi, bagi kami, para ibu yang anaknya terlahir prematur, harus menyiapkan dana yang lebih untuk biaya rumah sakit. Ya, jika bayi yang dilahirkan prematur setelah lahir, harus segera dimasukkan ke dalam ruangan yang bernama "NICU" atau Neonatal Intensive Care Unit, suatu ruangan khusus untuk bayi-bayi yang terlahir prematur, bayi yang belum cukup umur atau bayi yang beratnya 2,5 kg. 
Biaya yang harus kita keluarkan untuk NICU itu sendiri berbeda-beda tiap rumah sakit, akan tetapi pada prinsipnya hampir sama, yaitu sekitar Rp5.000.000,00/hari nya. Jadi, bayangkan saja, semakin lama anak kita berada di NICU, maka biayanya yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar. Sama halnya dengan yang dialami oleh Penulis, untuk memindahkan bayi pertamanya keluar dari NICU di suatu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, Penulis pun harus mengeluarkan biaya yang jumlahnya tidak sedikit (ini khusus untuk biaya anaknya saja, belum termasuk biaya lahiran).

Kemudian, Ibu-ibu yang bayinya terlahir prematur juga harus menyiapkan uang sebesar Rp750.000,00 untuk membeli 1 dus SIMILAC HMF. Ini pasti disuruh beli oleh semua DSA. 1 Dus Similac berisi 50 sachet yang setiap sachetnya dicampur dengan ASI yang kemudian akan diberikan kepada bayi prematur tersebut. Selain similac hmf, DSA juga pasti menyarankan untuk membeli susu "NEOCATE" yang 1 kalengnya seharga Rp300.000 - Rp450.000. 1 Kaleng itu berisi 400 gram susu. Biasanya Neocate adalah saran dari DSA untuk ibu-ibu yang ASI nya dirasa kurang untuk pertumbuhan si bayi. 

#Tips 4 : Persiapkan BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan adalah yang utama, bagi mereka yang ingin melahirkan tanpa harus memikirkan/memusingkan biaya yang besar. Biasanya, BPJS Kesehatan untuk si Ibu dan Calon Anak, sudah dapat dibuat dari ketika masih hamil 7 bulan. Ada baiknya untuk ibu-ibu hamil di luar sana, segera membuat BPJS untuk si Calon Anak. Karena jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, si ibu tidak perlu menunggu lagi, jadi semua dapat dicover oleh Pemerintah, termasuk untuk NICU itu sendiri.

# Tips 5 : Seorang Ibu Newbie Harus Mempersiapkan Mental

Seorang Ibu Newbie, atau ibu-ibu baru melahirkan, harus mempersiapkan mentalnya, terutama ketika melihat bayi yang dia kandung beratnya kurang dari 2,5 kg. Seorang Ibu tidak boleh adanya perasaaan takut, tidak bisa, atau apa pun juga yang nantinya dapat mempengaruhi mental si ibu itu sendiri. Khususnya untuk mereka yang mempunyai bayi prematur, seorang Ibu harus bisa sebisa mungkin untuk menghilangkan keraguan, kesedihan, kegalauan karena semua sudah menjadi takdir Allah. Percaya saja bahwa ini yang terbaik dari Allah. Yakin dan percaya bahwa suatu saat si anak itu pasti akan menjadi anak yang hebat, tidak kalah hebatnya dengan anak-anak terlahir normal lainnya.

#Tips 6 : Rajin Membaca & Mencari Tahu

Ini penting bagi semua ibu baru, bukan hanya mereka yang melahirkan bayi prematur. Saat ini, zaman sudah semakin canggih. Informasi apa pun pasti dapat kita cari di internet. Untuk ibu prematur, harus sering membaca artikel-artikel tentang bayi prematur, seperti : Susu yang bagus untuk menaikkan berat badannya, bagaimana cara meng-ASI-hi yang baik dan benar untuk bayinya, kenapa si bayi sulit untuk menaikan berat badannya, kapan waktu yang tepat untuk si bayi MPASI, dll. Hal itu tentu berbeda dengan bayi-bayi yang normal dilahirkannya. 

Bagi ibu-ibu pengguna instagram, bisa langsung melihat instagram official page untuk ibu-ibu pejuang bayi prematur : @premature.indonesia . Di situ terlihat jelas ilmu-ilmu tentang prematuritas itu sendiri. 

#Tips 7 : ROP, Periksa Telinga, Dan Control Berat Badan ke DSA Tiap Bulan

Untuk bayi yang dilahirkan prematur, ROP atau Retinopathy of Prematurity adalah wajib dilakukan sebelum bayi itu berumur 3 bulan. Apa itu screening ROP? ROP itu sendiri adalah pemeriksaan untuk kondisi yang ditemukan bayi prematur dimana retina belum terbentuk sempurna sehingga bisa menyebabkan kebutaan. Gejalanya itu terdapat lingkaran putih di mata dan tidak adanya respon ketika ada cahaya dan ketika sedang berbicara dengan orang sekitar. Kenapa harus sebelum usia 3 bulan? Sebetulnya tidak hanya 3 bulan, ada pun lebih cepat lebih baik, dengan tujuan dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga resiko kebutaan itu dapat dicegah. 

Penulis pun menyarankan untuk menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan untuk cek ROP ini, karena cek ROP tidak hanya dilakukan 1 kali, tetapi berkali-kali. Tapi, meski sabar, karena untuk ROP pasti akan diajukan ke RSCM, dan itu antriannya lumayan bikin keki. 
Untuk pemeriksaan telinga sebetulnya memang wajib dilakukan juga untuk bayi-bayi prematur. Akan tetapi, dilihat Hapsah, bayi si Penulis mempunyai respon yang bagus terhadap suara, sehingga Penulis memutuskan untuk tidak mengecek (sebaiknya jangan diikuti :p)

Selain itu, si Ibu juga harus rutin mengontrol berat badan ke Dokter Spesialis Anak setiap bulannya. Hal ini supaya berat badan si bayi mendapatkan perkembangan yang baik dan tumbuh kembangnya pun bagus.

#Tips 8 : ASI Bagi Bayi Prematur

ASI, ya, ASI adalah asupan gizi yang paling baik untuk bayi-bayi baru lahir. Ketika Penulis melahirkan dalam usia kandungan 7,5 bulan, banyak yang mengira bahwa ASI nya tidak keluar. Tetapi, Alhamdulillah ASI sudah keluar, meski belum banyak, karena ASI itu sendiri keluar sesuai dengan kebutuhan si bayi itu sendiri. Pertanyaannya : kenapa bisa keluar? 

Yang pasti, Penulis hanya bisa berpesan bahwa ada beberapa yang dapat dilakukan supaya ASI itu bisa keluar dengan lancar, bahkan ketika melahirkan 7,5 bulan, yaitu :
1.  Perbanyak makan sayur Katuk ketika setelah melahirkan;
2.  Sebelum memompa/memberikan ASI, coba untuk memijat area payudara. Pijatan ini juga bisa dilakukan ketika masih hamil. Bedanya, bukan disekitaran area payudara, tetapi di belakang punggung. Untuk lebih rincinya, dapat melihat di youtube cara memijatnya. Ini bisa berpengaruh besar;
3.  Ketika hamil atau bahkan sebelum hamil pun, rajin memakan buah atau sayuran. Ternyata, ini berdampak besar bagi setelah hamil nanti;
4.   Perbanyak makan bubur Kacang Hijau setelah melahirkan.
Akan tetapi, jika memang sudah dicoba pompa ternyata ASI masih sedikit keluarnya, tidak masalah jika memberikan susu formula bagi si bayi. Penulis pun juga demikian. Karena dengan ASI, berat badan Hapsah ternyata susah naiknya, sehingga DSA menyarankan agar ditambah selang seling dengan susu formula yang khusus untuk bayi-bayi bblr.

Demikian tips yang dapat diberikan oleh Penulis. Terlepas itu bayi prematur/bukan, lahiran dengan proses melahirkan secara normal/cecar, atau meng-ASI-hi atau Susu Formula, semua ibu-ibu di luar sana telah berjuang dengan cara nya sendiri. Jangan pernah meremehkan siapa pun, karena untuk menjadi seorang isteri sekaligus ibu adalah hal yang tidak mudah. Semoga kelak kita bisa menjadi isteri dan ibu yang baik dan sempurna untuk suami dan anak-anak kita.

Aamiin Ya Rabbal Alamin...



love,
Sylvia
 

Bepergian Tanpa Mahram, Apakah Diperbolehkan Dalam Islam?

11:29 PM

Untuk seorang traveler, atau solo traveler, pasti akan sangat berat jika mendapatkan pasangan yang ternyata bukan seorang traveler. Apalagi jika pasangan tersebut justru lebih menyukai berdiam diri di rumah dibandingkan harus pergi jalan-jalan ke luar rumah.

Begitu pun dengan wanita single yang belum menikah. Apa hukumnya bagi wanita tersebut untuk melakukan suatu perjalanan (safar)? Bagaimana menurut pandangan Islam terkait tentang hukum Safar bagi wanita, tanpa mahramnya?

Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi dan menghormati, serta menjaga kehormatan seorang wanita. Hal ini dikarenakan wanita itu sendiri paling gampang untuk mendapatkan fitnah sehingga dapat menghilangkan kemuliaan dan kedudukan terhormatnya dalam Islam.

Sebelum kita membahas mengenai hadist-hadist terkait hukum safar bagi wanita tanpa mahram, penulis akan membagi ilmu sedikit tentang mahram itu sendiri.

Definisi Mahram
Mahram bagi wanita adalah orang-orang yang haram menikah dengannya, baik karena nasab, pernikahan, atau susuan, yaitu :
Mahram karena nasab : anak laki-laki, saudara laki-laki, bapak, paman dari bapak, paman dari ibu, kakek, dan keponakan, baik dari saudara seayah maupun seibu.
Mahram karena pernikahan : menantu, suami cucu dari puterinya (terus ke bawah), anak tiri, anak-anak dari putera suaminya, anak-anak dari puteri suaminya (terus ke bawah). 
Mahram karena susuan : sama seperti mahram karena nasab.  

Defisini Safar 
Dalam bahasa Arab, Safar berarti menempuh perjalanan. Adapun secara syariat, Safar adalah meninggalkan tempat bermukim dengan tujuan untuk menempuh suatu perjalanan menuju suatu tempat. Ada pun banyak pendapat ulama terkait pembatasan Safar itu sendiri. Ada yang menyebutkan batasan safar yaitu sejauh 85 km, ada yang menyebutkan selama 3 hari 3 malam (berjalan kaki atau naik unta), dan ada pula yang menyebutkan jarak minimal suatu perjalanan dianggap safar adalah sejauh perjalanan sehari penuh.

Ada beberapa pandangan ulama terkait safar bagi wanita, tanpa mahram, yaitu :
1. Safar bagi wanita tanpa mahram adalah HARAM.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
لاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ وَلاَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَخْرُجَ فِي جَيْشِ كَذَا وَكَذَا وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ فَقَالَ اخْرُجْ مَعَهَا 

“Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahromnya, dan janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahromnya. Maka seseorang berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan istriku ingin menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda: “Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya (istrimu)”.
(HR. Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ ثَلاَثًا إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ 

“Janganlah seorang wanita safar sejauh tiga hari (perjalanan) melainkan bersama dengan mahramnya."
(HR Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ لَيْسَ مَعَهَا حُرْمَةٌ 

“Tidak halal (boleh) bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir safar sejauh sehari semalam (perjalanan) dengan tanpa mahram (yang menyertainya)." 
(HR. Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad )

Dari Qaz’ah maula Ziyaad berkata: “Aku mendengar Abu Sa’id (Al-Khudry Radhiyallahu ‘anhu), yang telah mengikuti dua belas peperangan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata:
“Empat perkara yang aku dengar dari rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membuat aku takjub dan kagum, yaitu : “Janganlah seorang wanita safar sejauh dua hari (perjalanan) tanpa disertai suami atau mahramnya, janganlah berpuasa pada dua hari Idul Fitri dan Idul Adlha, janganlah sholat setelah mengerjakan dua sholat yaitu setelah sholat Ashar sampai tenggelam matahari dan setelah sholat Subuh sampai terbit matahari, dan janganlah bepergian jauh kecuali menuju tiga masjid: masjidil Haram, masjidku (masjid nabawi) dan masjidil Aqsho.”
(HR. Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

2. Safar bagi wanita tanpa mahram : BOLEH 

Safar bagi wanita tanpa mahram diperbolehkan menurut pendapat Hasan Basri, Auza'I, dan beberapa ulama besar lainnya. Mereka berpendapat bahwa boleh melaksanakan ibadah haji tanpa mahrah, dengan syarat mahram yang mendampingi dapat diganti dengan rombongan wanita yang dapat dipercaya selama perjalanan yang dilakukan aman.

"Dari Aisyah tatkala ada orang yang menyampaikan kepada Beliau bahwa mahram adalah syarat wajib haji bagi wanita musliman, Beliau berkata: "Apakah semua wanita memiliki mahram untuk pergi haji?"" 
(Riwayat Baihaqi) 

Safar yang dilakukan wanita itu sendiri terbagi menjadi 3, yaitu :
Safar Mubah, seorang wanita melakukan perjalanan dengan tujuan rekreasi/liburan;
Safar Mustahab, safar yang dianjurkan yaitu saat seorang wanita melakukan perjalanan mengunjungi orang sakit atau menyambung silaturahmi;
Safar Wajib, seorang wanita melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah seperti ibadah haji, menolong orang sakit, dan berbakti kepada orang tua.
DALIL-DALIL ULAMA’ YANG MEMBOLEHKAN WANITA SAFAR TANPA MAHRAM DAN BANTAHANNYA
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. [Ali Imran : 97]
Mereka berkata: “Telah datang hadits dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa as-sabiil (mengadakan perjalanan) dalam ayat tersebut ditafsirkan dengan Az-Zaad (bekal/makanan) dan kendaraan.
2. Umar Radhiyallahu ‘anhu mengidzinkan istri-istri nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan hajinya yang terakhir serta mengutus Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu ‘anhuma menemani mereka. Hadits tersebut dikeluarkan oleh Imam Bukhari. [Fathul Baari IV/72]
3. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
لاَ تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ
“Janganlah kalian melarang hamba-hamba wanita Allah menuju ke masjid-masjid Allah”.
Mereka berkata: “Masjidil Haram termasuk di antara masjid-masjid Allah dalam hadits tersebut”.
4. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu :
فَإِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ لَتَرَيَنَّ الظَّعِينَةَ تَرْتَحِلُ مِنَ الْحِيرَةِ حَتَّى تَطُوفَ بِالْكَعْبَةِ لاَ تَخَافُ أَحَدًا إِلاَّ اللَّهَ
“Apabila engkau berumur panjang, maka engkau akan melihat seorang wanita berpindah (safar) dari satu kampung sehingga ia berthawaf di Ka’bah dan dia tidak takut kepada seorangpun kecuali kepada Allah”.
5. Dikiaskan dengan safarnya wanita sendirian dalam rangka hijrah dari negeri kafir dan melarikan diri dari penawanan. Itu adalah safar yang wajib sebagaimana safar untuk menunaikan ibadah haji.
6. Persangkaan bahwa larangan tersebut berlaku hanya untuk bersafar sejauh tiga hari perjalanan atau lebih (hari yang paling banyak dalam hadits-hadits yang melarang). Adapun jika satu hari maka tidak termasuk dalam larangan, karena banyaknya riwayat-riwayat tersebut seolah-oleh riwayat yang paling banyak (yakni tiga hari) menghapuskan hukum riwayat yang sedikit (satu hari).
7. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa larangan tersebut khusus untuk gadis, adapun wanita lanjut usia yang tidak menarik lagi maka ia boleh safar tanpa suami atau mahram.


Read more https://almanhaj.or.id/2848-hukum-safar-bagi-wanita-tanpa-mahram.html

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu : 

فَإِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ لَتَرَيَنَّ الظَّعِينَةَ تَرْتَحِلُ مِنَ الْحِيرَةِ حَتَّى تَطُوفَ بِالْكَعْبَةِ لاَ تَخَافُ أَحَدًا إِلاَّ اللَّهَ 
"Apabila engkau berumur panjang, maka engkau akan melihat seorang wanita berpindah (safar) dari satu kampung sehingga ia berthawaf di Ka'bah dan dia tidak takut kepada seorang pun kecuali kepada Allah."

Namun, pendapat yang memperbolehkan wanita safar untuk haji bersama dengan wanita lain, tanpa mahram laki-laki tertolak dan menyelisihi sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

Imam Al-Khaththaby berkata :
"Seorang wanita merdeka lagi muslimah dan tsiqoh yang disifatkan oleh Imam Syafi'i, bukanlah seorang laki-laki yang termasuk mahram bagi wanita (yang bersafar) tersebut. Rasulullah telah melarang wanita bersadar kecuali dengan laki-laki dari mahramnya. Maka Imam Syafi'i yang memperbolehkan wanita safar berhaji dengan tidak adanya syarat mahram laki-laki yang telah ditetapkan adalah menyelisihi sunnah. Apabila keluarnya wanita tersebut tanpa disertai mahram (laki-laki) adalah suatu perbuatan maksiat, makatidak boleh mewajibkan wanita itu berhaji (tanpa mahram), karena hal itu merupakan ketaatan terhadap suatu perintah yang akan mengantarkan pada perbuatan maksiat."
(Ma’alimus Sunan II/144)
 
Lantas, bagaimana dengan para wanita yang mempunyai hobi traveling? Sedikit cerita, dahulu Penulis adalah seorang traveler, yang hobi jalan-jalan, bahkan menjadi solo traveler sudah sering ia lakukan.  

Kali ini Penulis akan membagikan tips menyikapi persoalan tersebut.
#Tips 1 : Menikah Dengan Sesama Traveler
Tips ini sangat ampuh bagi mereka yang sudah menikah, yang menyukai traveling, tanpa terganggu sedikit pun dengan hobi mereka. Carilah pasangan yang memang menyukai rutinitas tersebut, atau bahkan yang suka explore tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. Bukan hanya bisa merefresh hubungan percintaan suami isteri, tetapi hobi nya pun masih dapat terus tersalurkan.

#Tips 2 : Mencoba Mencari Kesibukan Lain
Tips ini berguna bagi wanita yang masih sendiri dan atau mereka yang sudah punya pasangan, tetapi pasangannya ternyata tidak begitu menyukai traveling. Coba alihkan pikiran untuk bepergian dengan misal mencari hobi baru. Banyak sekali hobi yang dapat digemari, seperti memasak, belanja, lari, renang, panahan, atau olahraga, atau juga bisa dengan lakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak, misal salah satunya ya menulis blog salah satu nya. Mungkin tulisan-tulisannya dapat berguna bagi orang banyak. Selain dapat menjauhkan pintu dosa, InsyaAllah justru akan memberikan pahala bagi dirinya, karena mungkin tulisannya dapat berguna bagi orang banyak.

#Tips 3 : Bepergian Dengan Anak Laki-laki/Saudara Laki-laki/Orang Tua
Nah, bagi mereka yang memang sudah tidak dapat membendung rasa keinginan untuk traveling, coba ajak anak laki-laki anda (jika punya), atau saudara laki-laki atau mungkin orang tua untuk bepergian bersama-sama. Memang, rasanya akan berbeda jika hobinya adalah menjadi seorang solo traveler, tetapi, setidaknya hasrat untuk bepergian akan terlaksana tanpa membuka pintu dosa.Tetapi, justru kalau Penulis akan lebih suka dengan  tips 1. Bepergian dengan suami sendiri rasanya akan jauh lebih menyenangkan daripada bepergian dengan saudara laki-laki/orang tua. Tapi, bagaimana dengan mereka yang masih sendiri? Kalau itu, mau tidak mau ya memakai tips 3 ini sambil terus ikhtiar dan memohon kepada Allah supaya segera dipertemukan dengan jodoh dunia akhiratnya.

#Tips 4 : Jangan Suka Ikut-Ikutan Seperti Orang Lain
Tips ini sepertinya berpengaruh besar bagi kehidupan manusia, khususnya para wanita. Melihat si A bepergian ke suatu daerah, jadi ingin ikutan. Melihat si B bepergian, jadi ikut-ikutan. Coba untuk lebih mengurangi melihat hal-hal dalam social media. Anggap saja, mereka yang sering bepergian tanpa mahram, tidak mengetahui tentang ilmu nya. Sehingga mereka dengan gembiranya melakukan itu, sementara ilmunya ternyata tidak boleh. Stop berpikiran liburan dapat menghilangkan kejenuhan. Masih banyak hal-hal yang dapat menghilangkan kejenuhan, contohnya lakukan candle light dinner berdua dengan suami, dengan masakan special yang kita, wanita masakkan, atau bahkan hanya dengan menonton film romantis berdua di kamar atau film tentang keluarga, menontonnya lengkap dengan anak-anak kita.

Wallahu A’lam Bish-Shawwab.





love,
Sylvia



wanita muslimah menghadapi fitnah (ujian) yang dapat menyebabkan hilangnya kemuliaan dan kedudukannya yang terhormat dalam dienul Islam.

Read more https://almanhaj.or.id/2848-hukum-safar-bagi-wanita-tanpa-mahram.html

Kisah Yasir dan Sumayyah, Syuhada Pertama Dalam Islam (Keluarga Yasir)

9:55 PM

Umat Islam mana yang tidak mengenal kisah keluarga Yasir, suatu keluarga kecil yang kokoh istiqomah teguh pada agama Allah yaitu Islam meski mendapatkan siksaan yang keji.

Yasir adalah seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekkah. Dia pun kemudian menikah dengan Sumayyah binti Khayyat, seorang hamba sahaya. Dari pernikahannya tersebut, lahirlah Ammar dan Ubaidullah.

Kisah itu dimulai ketika Ammar menjelang dewasa, Ammar mendengar akan agama baru yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya. Beliau pun kemudian berpikir tentang dakwah tersebut, sama seperti yang dipikirkan oleh penduduk Mekkah pada saat itu, yang kemudian pikirannya itu yang menggiring Beliau untuk memeluk agama Islam. Ammar kemudian kembali ke rumahnya dan menemui orang tuanya dan menceritakan bahwa Ia begitu damai dan betapa menyenangkannya iman Islam yang telah hadir dalam jiwanya. Ia pun juga menceritakan pertemuannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ammar pun menawarkan kepada kedua orang tuanya, Yasir dan Sumayyah untuk mengikutinya, dan mereka pun menyahut dengan gembira. Saat itu, Sumayyah pun menjadi orang ketujuh yang masuk Islam. Yasir dan Sumayyah pun secara terang-terangan mengumumkan hal tersebut.

Pada saat itu, Mekkah adalah kota dimana barang siapa yang menyambut Islam, akan mendapatkan perlawanan luar biasa dari kaum Quraisy, bahkan dapat mengancam jiwa dan raganya. Begitu pula yang siksaan yang diterima oleh keluarga Yasir, karena membela agama Allah Azza Wa Jalla.  

Sumayyah ditimbun dengan pasir yang panas, kemudian dicambuk secara bengis dengan sepenuh kekuatan, tetapi yang keluar dari mulutnya hanya perkataan ‘Ahad, Ahad’, seperti halnya yang dilakukan oleh Bilal.

Penyiksaan yang dilakukan Abu Jahal di hadapan suami dan anak-anaknya itu dimaksudkan agar mereka takut sehingga memilih untuk keluar dari Islam. Tetapi, keteguhan iman telah merasuki dalam diri keluarga Yasir, terutama Sumayyah. Tak pernah sekali pun dirinya goyah, takut, padahal Beliau hanyalah seorang ummu (ibu) biasa. Kata-kata tauhid yang terus keluar dari mulutnya. 

Berhari-hari penyiksaan tersebut berlangsung. Pernah suatu hari Abu Bakar RA melewatinya dan bermaksud untuk membeli mereka, tetapi Abu Jahal menolak karena memang ingin menyiksa keluarga Yasir hingga mereka kembali kepada agama jahiliahnya tersebut. Tubuh Yasir tak mampu bertahan di bawah penyiksaan, Ia pun dibunuh terlebih dahulu oleh Abu Jahal.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati keluarga tersebut, Beliau bersabda :

"Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, janji Allah untuk kalian adalah surga."

Abu Jahal makin meningkatkan siksaannya, bahkan mengancamnya dengan kematian, tetapi Sumayyah justru berkata,

“Mampuslah engkau wahai musuh Allah, karena Rasulullah ﷺ telah menjanjikan aku dengan surga, aku lebih memilih mati daripada melihat tampangmu…”

Kemarahan Abu Jahal pun tak terbendung lagi. Dia kemudian meraih tombak yang dibawa budaknya dan kemudian menghujamkan ke tubuh Sumayyah, hingga tembus ke kemaluannya. Tapi, yang diperlihatkan oleh Sumayyah adalah sebuah senyuman. Beliau kemudian menjadi wanita pertama sekaligus manusia pertama yang syahid di jalan Allah. Sumayyah dan Yasir, keduanya tercatat dalam daftar para penghuni Surga.
Berbeda dengan Ammar bin Yasir, anaknya. Ia dibiarkan hidup untuk melihat sendiri penyiksaan hingga kematian kedua orang tuanya. Setelah kedua orang tunya meninggal, Ammar pun tetap mendapatkan penyiksaan berkali-kali oleh Abu Jahal dan teman-temannya. Setelah puas disiksa, Ammar pun dibebaskan.

Begitu bebas, Ammar kemudian menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menangis di sisi Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendo'akan agar Ammar selalu mendapatkan kebaikan dan di dekatkan disisi-Nya dengan keadaan selamat. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga berkata kepadanya,

"Bersabarlah wahai Abal Yaqdhon. Ketahuilah, tidak satu pun keluarga Yasir yang akan disiksa di dalam neraka."

Ketika Abu Jahal terbunuh dalam Perang Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ammar bin Yasir,  "Allah telah membinasakan orang yang telah membunuh ibumu."

MasyaAllah begitu besar pahala yang didapat oleh keluarga Yasir. Bapak dan Ibu nya meninggal dalam keadaan syahid, bahkan menjadi orang pertama yang syuhada dalam Islam. Isterinya, Sumayyah menjadi wanita pertama yang mati syahid dalam Islam. Kedua syuhada tersebut telah memberikan contoh bagi kita semua tentang keberanian, keimanan, dan keteguhan. Keberanian, keimanan, dan keteguhannya itu lah yang membuahkan Syahid. Balasan bagi orang-orang syahid adalah tempat terbaik di Surga-Nya Allah. Sementara anaknya? Tetap teguh dan istiqhamah di jalan Allah, tetap membela agama Allah, dan tetap yakin akan agama Allah, meski penyiksaan kedua orang tuanya yang dilakukan berkali-kali di hadapannya.

MasyaAllah..



Love,
Sylvia