LOVE OR FRIENDSHIP (Final Part)

6:47 PM

SITUASI TIGA-

Mereka adalah Jandi, Romeo, Rara, Miki, Bagas, dan Putri. Mereka semua adalah sahabat aku sejak aku masih duduk dibangku SD. Kami menamai persahabatan kami dengan The Seven People. Dalam persahabatan kami, ada satu aturan yang tidak boleh dilakukan oleh kami, yaitu Saling Jatuh Cinta. Karena kami yakin dan percaya, jika sudah bermain dengan cinta, maka bisa merusak persahabatan kami. Namun, itu semua cuma teori. Karena pada kenyataannya, Jandi jatuh cinta dengan Rara, Bagas jatuh cinta dengan Putri, dan begitu juga dengan Miki yang juga jatuh cinta dengan Rara. Aku tahu hal ini karena aku bisa membaca gelagat-gelagat Jandi ke Rara, Bagas ke Putri, dan juga Miki ke Rara. Semua itu menjadi masalah ketika Jandi dan Miki yang secara terang-terangan mendekati Rara. Beda halnya dengan Bagas ke Putri. Karena Bagas tahu aturan persahabatan kami, maka dia pun cukup mengaggumi Putri dari jauh. Rara, sebagai wanita dia pun pasti senang diperhatikan oleh dua orang pria itu. Karena terlalu senang diperhatikan, Rara pun tidak bisa memilih salah satu di antara mereka, tapi dia tetap membiarkan Jandi dan Miki terus masuk ke dalam hidupnya, tanpa menghiraukan Jandi dan Miki bermusuhan. Aku sebagai orang yang netral di situ pun mulai gerah.Aku pun menyuruh Rara untuk memilih karena persahabatan mereka menjadi taruhannya. Dia pun memilih untuk keluar dari persahabatan ini. Hancurlah persahabatan yang telah kita bina bertahun-tahun hanya karena cinta. Itulah yang kami takutkan dari awal. Dan sampai sekarang, tidak ada komunikasi di antara kami. Semua hancur karena lebih mementingkan cinta dan mempertaruhkan persahabatan yang telah dibina bertahun-tahun.

SITUASI EMPAT-
Aku berpacaran dengan Leo sudah lebih dari 3 tahun. Banyak cobaan yang telah kami lalui bersama. Cobaan yang terberat adalah ketika aku masih dekat dengan sahabat terbaikku. Sahabatku bernama Daniel. Saat itu, aku pacaran dengan Leo baru 1 tahun, sementara aku kenal Daniel sudah sejak aku TK. Daniel memang perhatian sama aku, tapi itu karena aku sahabatnya, tidak lebih. Daniel sendiri pun sudah mempunyai kekasih yang akan menikah besok. Leo cemburu karena setiap ada masalah, yang pertama tahu adalah Daniel, bukan dia. Awalnya aku pikir, itu adalah wajar karena Daniel sudah seperti kakakku sendiri. Tapi ternyata, tidak bagi Leo. Leo menganggap baik aku atau Daniel terlalu berlebihan menyikapi persahabatan kami. Dan akhirnya Leo pun memaksa aku untuk memilih salah satu diantara mereka. Karena aku sangat mencintai Leo, aku pun harus memilih Leo dan harus ikhlas kehilangan Daniel, satu-satunya orang yang tahu luar dalam aku seperti apa. Besok adalah hari dimana Daniel akan menikah. Dia mengundangku secara personal dan meminta aku untuk datang karena dia ingin sahabat terbaiknya meski kita sudah tidak berhubungan lama untuk hadir dalam acara special dia. Dia ingin aku melihat proses pernikahannya. Aku pun meminta ijin ke Leo, tapi guess what? Leo tidak mengijinkan aku. Sakit, Murka, dan Kesal. Aku tidak tahan lagi. Apa salahnya aku datang ke acara pernikahan sahabat aku sendiri? Aku pun akhirnya terpaksa memutuskan hubungan aku dengan Leo yang sudah lebih dari 3 tahun itu. Aku berpikir, kalau dia sayang sama aku tulus, pasti dia akan mengijinkan aku untuk datang ke pesta itu. Daniel adalah sahabat terbaik aku. Satu-satunya orang yang tahu aku luar dalam sebelum Leo. Jauh, jauh sebelum Leo datang ke hidupku. Aku tidak peduli. Aku percaya, Tuhan tahu yang terbaik untukku. Mungkin selama 3 tahun ini, mata dan hatiku tertutup rapat sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang tidak benar. Dan aku sangat senang ketika di pesta pernikahan Daniel, Daniel mengatakan kata-kata yang membuatku lega dan puas karena aku lebih memilih untuk datang ke pesta pernikahan Daniel.
Dia berkata, "Terima kasih ya, Stacia kamu sudah mau datang. Mungkin berat buat kamu karena kamu harus kehilangan cinta kamu hanya karena datang ke sini. Tapi, aku yakin bahwa kamu pantas bersama seseorang yang jauh lebih baik dari Leo. Dan aku akan sangat senang kalau suatu hari aku bisa hadir di acara pernikahan kamu dengan dia. Aku akan sangat bahagia apabila melihatmu, sahabat terbaikku memakai baju pengantin dan berdiri disamping laki-laki terbaik yang diberikan oleh-Nya. Aku akan menunggu waktu itu, Stacia...."



Jadi semua itu adalah pilihanmu, apakah kamu lebih memilih cinta kamu atau kamu lebih memilih persahabatan di atas segala-galanya? Tanyalan pada hatimu, mana yang akau kamu pilih.

LOVE OR FRIENDSHIP (Part One)

6:20 AM

Jika kamu berada di posisi dimana kamu harus memilih salah satu dari cinta atau persahabatanmu, mana yang akan kamu pilih? Cintamu atau persahabatanmu?

SITUASI SATU-
Kami berteman sudah cukup lama, semenjak kami duduk di bangku SD. Setiap hari pasti ada saja obrolan yang kami bicarakan, mulai dari pelajaran, guru, teman sekelas, sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan esoknya. Awalnya, aku tidak mengira bahwa aku akan mempunyai perasaan ini padanya. Semua berawal ketika dia sedang asyik membicarakan tentang anak baru di sekolah. Cantik, pintar, dan ramah, yaaa idola setiap pria di dunia ini. Sedikit miris hatiku mendengar ia berulang-ulang kali membicarakan wanita itu. Tapi, aku harus bisa menahannya karena ia adalah sahabatku. Aku tidak ingin mempertaruhkan persahabatan ini hanya karena perasaan suka sesaat. Sampai akhirnya, mereka pun jadian. Bagaimana denganku? Aku hanya pasrah dan turut berbahagia meski sebetulnya hatiku sakit melihat mereka berdua, bermesraan tepat di depanku. Ini semua karena aku lebih memilih persahabatan dibandingkan rasa cinta yang tak jelas akan berakhir seperti apa. Karena aku tahu, jika aku lebih memilih cinta dibanding persahabatanku dengannya, aku pasti akan kehilangan dia, bukan cuma kehilangan sebagai orang yang aku sayang, tetapi juga akan kehilangan sosok sahabat terbaikku. Aku tidak akan pernah rela mempertaruhkan itu semua.

SITUASI DUA-
Aku dan Jenna sama-sama menyukai anak baru pemain basket di sekolah kita berdua. Badannya tinggi, kulitnya putih, dan wangi. Tipe pria idaman setiap wanita, tak terkecuali kami berdua. Pria itu sebut saja Toni, bukanlah pria yang baik yang setia pada pasangannya. Aku tahu hal ini karena aku tidak sengaja melihat ia sedang bergandengan tangan dengan seorang wanita yang menurutku cantik luar biasa seperti model papan atas, padahal ia mengaku pada semua anak perempuan di sekolah bahwa dirinya single, alias jomblo. Aku sudah memperingatkan Jenna berkali-kali akan hal ini, tapi ia tetap saja terbuai dengan pesona Toni. Sampai akhirnya ia berhasil jadian dengan Toni. Aku sebagai sahabatnya kasihan padanya, bukan karena aku cemburu karena Toni lebih memilih dia ketimbang aku, tapi karena tahu bahwa Jenna hanya dipermainkan oleh Toni. Aku dan Jenna pun terus menerus bertengkar karena Jenna tetap tidak percaya akan semua ceritaku tentang kebusukan Toni. Jenna malah memusuhiku dan terus menerus mengatakan kalau aku hanya iri padanya karena Toni lebih memilih dirinya daripada aku. Dan sampai pada akhirnya, Jenna tidak sengaja melihat dengan matanya sendiri, Toni sedang berciuman dengan wanita lain, wanita yang aku pernah lihat sebelumnya itu. Jenna pun datang kepadaku dan meminta maaf karena lebih mempercayai ucapan manis Toni, pria yang baru dikenalnya ketimbang ucapan aku, sahabatnya yang telah lama ia kenal. Ia juga menyesal karena begitu cepat ia melupakan sosok sahabatnya selama ini hanya karena pesona seorang pria yang sebetulnya tidak pantas untuk dicintai.


Apakah kita siap untuk kehilangan cinta kita karena lebih memilih persahabatan kita? Apakah kita siap untuk kehilangan sahabat kita karena lebih memilih cinta? Mana yang akan kamu pilih?

3:16 PM

"Kamu kenapa? Kok wajahmu terlihat seperti orang yang sedang kebingungan?"

"Aku bingung kenapa aku sulit sekali mendapatkan pacar ya? Sudah 4 tahun aku menjomblo"
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan pacar, kamu saja hanya ingin bersama seseorang yang sempurna"
"Bukankah semua orang juga ingin mempunyai pacar yang sempurna? Alamiah bukan?"
"Sama sekali tidak. There's no perfect human in this life"
"Loh kata siapa? Di luar sana banyak kok orang yang sempurna. Tampan, pintar, tanggung jawab, tinggi, dan sukses pula"
"Seseorang yang sempurna hanya ada di cerita dongeng. Di kehidupan nyata, tidak akan pernah ada. Sekalipun ada, pasti dia tidak akan memilihmu"
"Kenapa? Apa yang salah dengan diriku?"
"Dia hanya akan memilih seseorang yang sempurna juga. Apakah kamu sudah merasa dirimu sempurna?"
"Ya, aku cantik, tinggi, rambutku bagus, aku model, dan aku banyak uang pula. Apa yang kurang dariku?"
"Sempurna itu berarti satu paket keseluruhan. Tidak hanya dari tampilan luar, melainkan tampilan dalam pun mempengaruhi juga. Apakah kau sudah merasa dirimu sempurna luar dan dalam?"
"........................"
"Tak perlu mencari orang yang sempurna di dunia ini, karena kamu hanya membuang-buang waktumu saja. Lebih baik kamu melihat apa yang ada di sekelilingmu dengan bijaksana. Siapa tahu dia yang ada di sekelilingmu bisa membuat hidupmu menjadi lebih berwarna. Bukankah itu lebih baik dari sempurna?"
"Yes, you're right. More colorful is better than perfection. Thank you for telling me that"

Fall in love

1:43 PM

Well.. mendengar kata-kata itu, ada satu kalimat yang terlintas di pikiranku. It's really good if we can feel that, it's nice if we can feel 'love'. Tapi, apakah memang seindah itu? apakah dengan kita merasakan apa yang namanya Cinta, maka semuanya berakhir menjadi kebahagiaan?


Aku tidak tahu, yang ku tahu Cinta itu bisa membuatmu tertawa sekaligus menangis pada saat yang bersamaan, yang aku tahu, Cinta juga bisa membuat kita lupa siapa diri kita sehingga kita menjadi seseorang yang bukan diri kita. Kita berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seseorang yang ia suka, seseorang yang belum tentu kita sendiri menyukainya.
     
Tapi, apakah itu yang namanya Cinta? Apakah memang cinta itu berarti berubah menjadi orang lain hanya supaya diterima dengan orang yang kita suka? Instead, it's certainly not love. It's an agreement. Tapi kenapa kita masih saja mengatakan kalau itu yang namanya cinta?


Itulah, itulah yang menandakan kita telah dibutakan oleh cinta. Cinta itu bukan berarti menjadi seseorang yang berbeda. Tapi, Cinta itu berusaha menjadi seseorang yang lebih baik dengan tidak mengubah diri sendiri. Cinta itu berarti menerima kelebihannya dan siap akan segala kekurangannya. Jika ada yang mengatakan, Love is blind, well i'll say : Love is like a magic. Love is not blind because if we're blind, we can't see the magic of love. We can't see how lucky we are because of fall in love with someone.


Cinta adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, kita adalah orang-orang yang beruntung jika kita bisa merasakan apa yang dinamakan dengan Cinta. Meski cinta dapat membuat kita terluka dan terpelosok ke jurang yang sangat dalam, tapi Cinta juga dapat menyadarkan kita akan satu hal,

Bahwa Cinta adalah perasaan tulus seseorang yang tidak bisa dibeli dengan apapun juga. Dengan Cinta pula, kita belajar apa yang dinamakan dengan Memaafkan. Cinta juga mengajarkan kita bahwa di balik awan yang gelap, akan ada setitik kebahagiaan yang sedang menunggu waktu yang tepat untuk hadir dalam kehidupan kita ...