LOVE OR FRIENDSHIP (Part One)
6:20 AM
Jika kamu berada di posisi dimana kamu harus memilih salah satu dari cinta atau persahabatanmu, mana yang akan kamu pilih? Cintamu atau persahabatanmu?
SITUASI SATU-
Kami berteman sudah cukup lama, semenjak kami duduk di bangku SD. Setiap hari pasti ada saja obrolan yang kami bicarakan, mulai dari pelajaran, guru, teman sekelas, sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan esoknya. Awalnya, aku tidak mengira bahwa aku akan mempunyai perasaan ini padanya. Semua berawal ketika dia sedang asyik membicarakan tentang anak baru di sekolah. Cantik, pintar, dan ramah, yaaa idola setiap pria di dunia ini. Sedikit miris hatiku mendengar ia berulang-ulang kali membicarakan wanita itu. Tapi, aku harus bisa menahannya karena ia adalah sahabatku. Aku tidak ingin mempertaruhkan persahabatan ini hanya karena perasaan suka sesaat. Sampai akhirnya, mereka pun jadian. Bagaimana denganku? Aku hanya pasrah dan turut berbahagia meski sebetulnya hatiku sakit melihat mereka berdua, bermesraan tepat di depanku. Ini semua karena aku lebih memilih persahabatan dibandingkan rasa cinta yang tak jelas akan berakhir seperti apa. Karena aku tahu, jika aku lebih memilih cinta dibanding persahabatanku dengannya, aku pasti akan kehilangan dia, bukan cuma kehilangan sebagai orang yang aku sayang, tetapi juga akan kehilangan sosok sahabat terbaikku. Aku tidak akan pernah rela mempertaruhkan itu semua.
SITUASI DUA-
Aku dan Jenna sama-sama menyukai anak baru pemain basket di sekolah kita berdua. Badannya tinggi, kulitnya putih, dan wangi. Tipe pria idaman setiap wanita, tak terkecuali kami berdua. Pria itu sebut saja Toni, bukanlah pria yang baik yang setia pada pasangannya. Aku tahu hal ini karena aku tidak sengaja melihat ia sedang bergandengan tangan dengan seorang wanita yang menurutku cantik luar biasa seperti model papan atas, padahal ia mengaku pada semua anak perempuan di sekolah bahwa dirinya single, alias jomblo. Aku sudah memperingatkan Jenna berkali-kali akan hal ini, tapi ia tetap saja terbuai dengan pesona Toni. Sampai akhirnya ia berhasil jadian dengan Toni. Aku sebagai sahabatnya kasihan padanya, bukan karena aku cemburu karena Toni lebih memilih dia ketimbang aku, tapi karena tahu bahwa Jenna hanya dipermainkan oleh Toni. Aku dan Jenna pun terus menerus bertengkar karena Jenna tetap tidak percaya akan semua ceritaku tentang kebusukan Toni. Jenna malah memusuhiku dan terus menerus mengatakan kalau aku hanya iri padanya karena Toni lebih memilih dirinya daripada aku. Dan sampai pada akhirnya, Jenna tidak sengaja melihat dengan matanya sendiri, Toni sedang berciuman dengan wanita lain, wanita yang aku pernah lihat sebelumnya itu. Jenna pun datang kepadaku dan meminta maaf karena lebih mempercayai ucapan manis Toni, pria yang baru dikenalnya ketimbang ucapan aku, sahabatnya yang telah lama ia kenal. Ia juga menyesal karena begitu cepat ia melupakan sosok sahabatnya selama ini hanya karena pesona seorang pria yang sebetulnya tidak pantas untuk dicintai.
Apakah kita siap untuk kehilangan cinta kita karena lebih memilih persahabatan kita? Apakah kita siap untuk kehilangan sahabat kita karena lebih memilih cinta? Mana yang akan kamu pilih?
0 Comments