Hijab untuk anak perempuan : Wajib / Tidak

10:52 PM


Islam mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat. Aurat laki-laki mulai dari pusar hingga lutut, sementara aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.

Bagi perempuan, terdapat pula kewajiban untuk mengenakan jilbab, yaitu pakaian atau kain yang menutupi kepala hingga bagian dada. Perintah ini tertuang dalam Al-Qur’an yaitu Surah An-Nur :

" ... Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...."
(QS. An-Nur : 31)

Dan juga tertuang dalam Surah Al-Ahzab :

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, Hendaklah mereka menutupkan Jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha pengampun, maha penyayang."
( QS. Al Ahzab : 59)

Kewajiban ini berlaku bagi para Muslimah yang telah baligh serta berakal. Sedangkan bagi anak kecil, kewajiban ini tidak berlaku. Ada pun anjuran orang tua kepada anak yang belum baligh yaitu menyuruh anaknya untuk shalat ketika berumur  7 tahun. Jika sudah 10 tahun tidak shalat, maka dibolehkan untuk memukulnya. Pukulannya pun bukanlah pukulan yang menyakiti, tetapi pukulan kasih sayang.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).”
(Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya radhiyallaahu ‘anhum)

Ketaatan wanita dalam menjalankan perintah Allah untuk memakai hijab adalah salah satu cara untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan menjadikannya mengharap ridho Allah. Dan seorang wanita mukmin akan menjalankan perintah ini dengan riang gembira. Inilah yang dinamakan dengan Ibadah.

Bagaimana dengan anak perempuan?
Di atas telah disebutkan bahwa anak kecil yang belum baligh, tidak wajib untuk menggunakan hijab. Akan tetapi, kita sebagai orang tua dapat melatih anak kita sejak dirinya masih kecil.


Syaikh Ali Ash-Shobuni berkata,

“Setiap orangtua muslim diminta untuk membiasakan putrinya memakai hijab syari di usia 10 agar tidak sulit untuk memerintahkannya di kemudian hari.” (Usia 10 ini diqiyaskan dari perintah dalam hadist yang telah kita bahas sebelumnya).

Dr. Khalid Basalamah berkomentar, “Sesuai pemahaman saya, jika diqiyaskan dengan hadist tersebut, maka seharusnya di usia 7. Usia 10 itu usia saat seorang anak dipukul jika tidak menggunakan hijab (usia evaluasi). Dan usia 10 itu usia yang sangat terlambat untuk mendidik anak-anak beribadah.”

Para ulama Syafi’iyah berkata,

“Anak perempuan itu dihijabkan ketika sudah diminati sehingga berbeda-beda usianya. Perbedaan ini bisa dinilai dari tingginya, kesehatannya, kecantikannya, atau dari lingkungan ia tinggal. Ia diperintahkan untuk berhijab meski belum baligh. Jika anak tersebut sudah mulai disukai namun belum diberikan hijab, maka berdosalah orangtuanya. Sebagian anak tersebut ada yang sudah diminati di usia 10, ada juga yang di usia 7.”

Bagaimana cara melatih seorang anak perempuan untuk memakai hijab?
Biasakan mengarahkan anak-anak untuk menutup aurat di usia 3-4 tahun. Hendaknya anak di usia tersebut tidak dibiasakan buang air kecil sembarangan atau berlarian tanpa menutup aurat. Anak perempuan juga dapat dilatih untuk menggunakan celana panjang, bahkan ketika tidur. Sejak usia 5 tahun, anak perempuan sebaiknya dilatih untuk tidak berkumpul dengan pria yang bukan mahramnya. Mereka juga dimotivasi untuk memakai hijab saat keluar rumah.

Berikut ada beberapa tips untuk melatih anak perempuan memakai hijab.

1.     Intropeksi diri
Sebisa mungkin untuk menutup aurat bagi sang ibu terlebih dahulu. Karena anak-anak biasanya mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Jika kita menginginkan anak kita shaleh/shaliha, maka kita sendiri sebagai orang tua harus lah memberikan contoh yang baik kepada sang anak.

Jika ingin mempunyai anak yang rajin shalat, maka kita sebagai orang tua harus rajin shalat terlebih dahulu. Jika ingin mempunyai anak yang rajin membaca Al-Qur’an, kita sebagai orang tua harus rajin membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, baru bisa memperkenalkan itu kepada sang anak.

Terlebih dengan hijab. Jika ingin anak perempuan kita menggunakan jilbab, maka biarkan sang anak terbiasa melihat ibunya berpakaian lengkap termasuk jilbab, jika ingin keluar rumah, bahkan meski cuma di rumah jika ada lelaki yang bukan mahramnya.

2.    Memperkenalkan pakaian muslimah bagi anak-anak.
Sang ibu dapat memperkenalkan pakaian muslimah bagi anak-anak sejak mereka masih kecil. Sang ibu dapat memakaikannya ketika sang anak dalam perjalanan keluar rumah. Sang ibu dapat juga memakaikan pakaian muslimah yang bahannya dingin, adem, sehingga sang anak pun betah memakainya.

3.    Memberikan motivasi dan pujian bagi anak
Hal ini penting untuk dilakukan dengan tujuan si anak merasa nyaman menggunakan pakaian tersebut. Berikanlah motivasi seperti :
“MasyaAllah, kamu cantik sekali nak kalau berhijab.”
“MasyaAllah, kamu terlihat menawan dan anggun dengan hijab, nak”
“MasyaAllah, Allah pasti akan lebih sayang sama kamu dengan kamu memakai hijab, nak”

4.    Memberikan pemahaman tentang hijab kepada anak
Sang ibu dapat memberikan pemahaman tentang hijab itu sendiri kepada anak. Sang ibu dapat memberikan pemahaman bahwa :
"Hijab itu adalah kewajiban setiap muslimah, nak"
"Hijab itu adalah perintah langsung dari Allah yang harus kita lakukan"
"Hijab itu sebagai pelindung seorang wanita dari orang-orang yang mungkin berniat jahat kepadanya"
"Hijab itu sebagai mahkota bagi setiap wanita karena dengan hijab, seorang wanita itu jauh lebih berharga karena dia berusaha untuk menjadi seorang muslimah yang sejati"

     5.   Memberikan lingkungan yang baik kepada anak
Lingkungan yang baik adalah cara yang terpenting dilakukan di zaman sekarang. Lihat kepada siapa anak-anak itu berteman, bermain, dan belajar bersama. Ciptakan lingkungan keluarga yang baik terlebih dahulu, baru kemudian lihat lingkungan sekitar si anak. Lingkungan yang baik itu adalah lingkungan yang dapat menambah kecintaan si anak terhadap jilbab. Pilihkan sang anak tempat yang berilmu seperti majelis pengajian anak-anak atau sekolah yang islami. Dengan begitu, dia nantinya insyaAllah akan terbiasa dengan seputar Islam dan diharapkan dapat menumbuhkan kecintaannya terhadap Islam.

     6.     Sebaiknya tidak menggunakan embel-embel “hadiah”
Mungkin banyak sebagian orang tua yang menggunakan cara ini dengan tujuan agar anak mengikuti perintah orang tua tersebut. Akan tetapi, menurut penulis sendiri, apabila dari awal sudah diembel-embel dengan kata-kata “Hadiah”, apabila suatu saat si orang tua ternyata lupa atau ingkar janji, ditakutkan si anak justru akan merasa bahwa orang tuanya itu tukang bohong dan tidak patut untuk diikuti perintahnya. Hadiah memang perlu diberikan tetapi bukan sebagai reward karena si anak mengikuti perintah orang tuanya. Hadiah dapat diberikan kapan pun, dengan syarat tidak membuat janji kepada si anak. Jika ingin memberikan hadiah kepadanya, tidak perlu orang tuanya menyampaikan keinginannya tersebut kepada anak. 

Cukup berikan pemahaman bahwa jilbab itu adalah wajib, karena perintah Allah, Sang Pencipta. Katakan pada anak, jika ia tidak melaksanakan perintah Allah, nantinya Allah dapat marah dan tidak sayang lagi kepada keluarga kita.

7.     Selalu berdo'a memohon agar selalu istiqhamah di jalan-Nya
Ini adalah jurus terjitu bagi orang mukmin. Karena bagi orang mukmin, doa adalah senjata paling ampuh. Ya, terus do’akan keluarga kita, anak-anak kita, selalu dalam perlindungan Allah. Terus do’akan anak-anak kita kelak menjadi anak yang shalih/shaliha. Karena Allah adalah Maha Membolak-bolakkan hati setiap umat-Nya. Tugas kita hanyalah menyampaikan dan berdo’a, terus mendo’akan agar keistiqhamahan dalam menjalankan perintah Allah akan terus dilaksanakan sampai maut menjemput.

Demikianlah informasi yang dapat Penulis sampaikan terkait pembahasan kali ini. Semoga anak-anak kita nantinya dapat tumbuh besar menjadi pribadi yang taat kepada Allah Azza Wa Jalla, yang selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan semoga nantinya anak-anak kita dapat menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Aamiin Ya Rabbal Alamin..





Love,



Sylvia



You Might Also Like

0 Comments