Kisah Nabi Luth AS ; Kaum Sadum (Kaum Sodom)

12:23 AM

Nabi Luth AS, adalah salah satu nabi yang diutus untuk negeri Sadum dan Gomorrah. Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibraham AS. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Ia ditugaskan berdakwah kepada Kaum yang hidup di negeri Sadum, Syam, Palestina.

Allah SWT berfirman dalam surah QS. Asy-Syu'ara, 

  كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Luth telah mendustakan para rasul,
(QS. Asy-Syu'ara : 160)

 إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلا تَتَّقُونَ
ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?"
(QS. Asy-Syu'ara : 161)

 إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ 
Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
(QS. Asy-Syu'ara : 162)

 فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
(QS. Asy-Syu'ara : 163)

 وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى رَبِّ 
الْعَالَمِينَ
Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
(QS. Asy-Syu'ara : 164)

Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah moral dan rusak akhlaknya. Mereka tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Maksiat, kemungkaran, pencurian, dan perampasan harta merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseksual atau liwath di kalangan lelaki dan lesbian di kalangan wanita. Musafir yang datang pun tidak selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa barang berharga, maka dirampaslah barangnya tersebut. Jika ia melawan, maka nyawa menjadi taruhannya. Akan tetapi, jika pendatang itu adalah seorang lelaki berwajah tampan dan berparas elok, maka ia akan menjadi rebutan di kalangan laki-laki dari mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan begitu pula sebaliknya.

Nabi Luth AS kemudian diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaumnya. Beliau mengajak mereka untuk menyembah kepada Allah SWT yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan melarang mereka untuk melakukan kejahatan dan kekejian. Namun, dakwahnya malah dilawan dengan hati yang keras dan jiwa yang sakit serta penolakan yang berasal dari kesombongan.

Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 54-55:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ
"Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?"
(QS. An-Naml : 54)

 أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).”
(QS. An-Naml : 55)

Namun, bukannya menyembah kepada Allah SWT, kaum Luth justru mengatakan, "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang (mendakwahkan dirinya) bersih." (QS. An-Naml : 56). 

Tindakan kaum Nabi Luth membuat hati beliau bersedih. mereka melakukan kejahatan secara terang-terangan di tempat-tempat mereka. Nabi Luth AS memerangi mereka dalam jihad yang besar. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun Nabi Luth AS terus berdakwah. Namun, tak seorang pun yang mengikutinya dan tiada yang beriman kepadanya kecuali keluarganya, kecuali Isteri Nabi Luth AS yang kafir seperti Istri Nabi Nuh AS.

       "Allah SWT membuat Istri Nuh dan Istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka."
 (QS. at-Tahrim: 10)

Kehidupan Nabi Luth AS dipenuhi dengan penderitaan yang keras, namun Beliau tetap sabar atas kaumnya. Sampai akhirnya, mereka, kaum Luth mengejek ajarannya dan mengatakan :

أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنْكَرَ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

"Apakah kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?. Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: 'Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar'"
(QS. Al-Ankabut : 29)

Ketika terjadi hal tersebut, Nabi Luth AS berputus asa kepada mereka dan ia berdoa kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ
Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat kerusakan itu” 
(QS. Al-Ankabut : 30)

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT. Allah SW mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth AS yang durhaka dan meningkari Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi Ibrahim AS akan dibinasakannya negeri Nabi Luth AS dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim AS. 

Firman Allah dalam Al Qur’an :
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا ۚ قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”
Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” 
(QS. Al-Ankabut : 32)

Akhirnya, para malaikat keluar dari tempat Nabi Ibrahim AS menuju desa Nabi Luth AS. Sementara itu, anak perempuan Nabi Luth AS berdiri sedang memenuhi tempat airnya dari air sungai itu. Ia mengangkat wajahnya sehingga menyaksikan mereka. Ia tampak keheranan melihat kaum pria yang memiliki ketampanan yang mengagumkan. Salah seorang malaikat bertanya kepada anak kecil itu: 

"Wahai anak perempuan, apakah ada rumah di sini?"
"Hendaklah kalian tetap di situ sehingga aku memberitahu ayahku dan kemudian akan kembali pada kalian."

Kemudian, sang anak pun berkata kepada Nabi Luth AS, "Ayahku, ada pemuda-pemuda yang ingin menemuimu di pintu kota. Aku belum pernah melihat wajah-wajah seperti mereka," 

Nabi Luth AS segera berlari menuju tamu-tamunya. Ketika Nabi Luth AS melihat mereka, beliau merasakan keheranan yang luar biasa. Beliau berkata: "Ini adalah hari yang dahsyat." Beliau bertanya kepada mereka: "Dari mana mereka datang dan apa tujuan mereka?" Mereka malah terdiam dan justru memintanya untuk menjamu mereka." Nabi Luth AS tampak malu di hadapan mereka, kemudian beliau berjalan di depan mereka sedikit lalu beliau berhenti sambil menoleh kepada mereka dan berkata: 

"Saya belum mengetahui kaum yang lebih keji di muka bumi ini selain penduduk negeri ini."

Beliau mengatakan demikian dengan maksud agar mereka mengurungkan niat mereka untuk bermalam di negerinya. Namun mereka tidak peduli dengan ucapan Nabi Luth AS dan mereka tidak memberikan komentar atasnya.

Nabi Luth AS kembali berjalan bersama mereka dan beliau selalu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan tentang kaumnya. Nabi Luth AS memberitahu mereka bahwa penduduk desanya sangat jahat dan menghinakan tamu-tamu mereka. Pemberitahuan tersebut dimaksudkan agar para tamunya membatalkan niat mereka untuk bermalam di desanya tanpa harus melukai perasaan mereka dan tanpa menghilangkan penghormatan pada tamu. Nabi Luth AS berusaha dan mengisyaratkan kepada mereka untuk melanjutkan perjalanannya tanpa harus mampir di negerinya. Namun tamu-tamu itu tetap berjalan dalam keadaan diam. Kegelapan mulai menyelimuti kota. Nabi Luth AS menemani tiga tamunya itu berjalan menuju rumahnya. Tak seorang pun dari penduduk kota yang melihat mereka. 

Namun istrinya melihat mereka sehingga ia keluar menuju kaumnya dan memberitahu mereka kejadian yang dilihatnya. Kemudian tersebarlah berita dengan begitu cepat dan selanjutnya kaum Nabi Luth AS menemuinya. Allah SWT kemudian berfirman:

"Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: 'Ini adalah hari yang amat sulit.' Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergesa-gesa. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji." 
(QS. Hud: 77-78)

Mulailah terjadi hari yang sangat keras. Kaum Nabi Luth bergegas menuju padanya. Nabi Luth AS bertanya pada dirinya sendiri: "Siapa gerangan yang memberitahu mereka?" Kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari istrinya namun ia tidak menemuinya. Maka bertambahlah kesedihan Nabi Luth AS.

Kaum Nabi Luth AS berdiri di depan pintu rumah. Nabi Luth AS keluar kepada mereka dengan penuh harap. 

"Dia berkata: 'Hai kaumku, inilah putri-putri (negeriku) mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal." 
(QS. Hud: 78)

"Dan janganlah kalian mencemarkan namaku terhadap tamuku ini."

"Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Tidakkah di antara kalian terdapat orang yang mempunyai pikiran yang sehat? Tidakkah di antara kalian terdapat laki-laki yang berakal? Apa yang kalian inginkan jika memang terwujud, maka itu hakikat kegilaan. Akal adalah sarana yang tepat bagi kalian untuk mengetahui kebenaran. Sesungguhnya perkara tersebut sangat jelas kebenarannya jika kalian memperhatikan fitrah, agama, dan harga diri." 

Kaum Nabi Luth AS justru tertawa terbahak-bahak dan, 

"Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.'" 
(QS. Hud: 79)

Nabi Luth AS merasakan kesedihan dan kelemahannya di tengah-tengah kaumnya. Dengan marah Nabi Luth AS memasuki rumahnya dan menutup pintu rumahnya. Ia berdiri mendengarkan tertawa dan celaan serta pukulan terhadap pintu rumahnya. Sementara itu, orang-orang asing yang dijamu oleh Nabi Luth AS tampak duduk dalam keadaan tenang dan terpaku. Nabi Luth AS merasakan keheranan dalam dirinya ketika melihat ketenangan mereka. Dan pukulan-pukulan yang ditujukan pada pintu semakin kencang. Mulailah kayu-kayu pintu itu tampak rusak dan lemah, lalu Nabi Luth AS berteriak dalam keadaan kesal:

قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ
"Luth berkata: 'Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)."
 (QS. Hud: 80)

Ketika penderitaan mencapai puncaknya dan Nabi Luth AS mengucapkan kata-katanya yang terbang laksana burung yang putus asa, para tamunya bergerak dan tiba-tiba bangkit. Mereka memberitahunya bahwa ia benar-benar akan terlindung di bawah benteng yang kuat:

قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?"
(QS. Hud: 81)

Jangan berkeluh kesah wahai Luth dan jangan takut. Kami adalah para malaikat, dan kaum itu tidak akan mampu menyentuhmu.
Azab Allah SWT pun mulai diberikan. Malaikat-malaikat tersebut pun menyuruh Nabi Luth AS untuk membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi kaumnya itu masuk. Namun sebaik sahaja pintu dibuka dan mereka masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu kerana mata mereka menjadi buta. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.  Ya, Malaikat Jibril telah membutakan mata mereka, sebagaiaman Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ
Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
 (QS. al-Qamar: 37)

وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُسْتَقِرٌّ
Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.
(QS. al-Qamar: 38)

Lantas, Malaikat memerintahkan  kepada Nabi Luth AS agar meninggalkan segera negeri itu bersama keluarganya, kecuali isterinya, kerana masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan pada malam itu juga. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth AS dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.

Sewaktu fajar mula menyingsing, bergegar bumi dengan teramat dahsyatnya. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil (batu daripada api) yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua penghuninya. Lalu matilah mereka dan bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T. Kesan dari bala Allah dapat dilihat hingga hari ani apabila penemuan sebahagian kaum nabi Lut yang telah dibinasakan oleh Allah keras menjadi batu.

"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang lalim. " 
(QS. Hud: 82-83)

Para ulama berkata: "Jibril menghancurkan dengan ujung sayapnya tujuh kota mereka. Jibril mengangkat semuanya ke langit sehingga para malaikat mendengar suara ayam-ayam mereka dan gonggongan anjing mereka. Jibril membalikkan tujuh kota itu dan menumpahkannya ke bumi. Saat terjadi kehancuran, langit menghujani mereka dengan batu-batu dari neraka Jahim. Yaitu batu-batu yang keras dan kuat yang datang silih berganti. Neraka Jahim terus menghujani mereka sehingga kaum Nabi Luth musnah semuanya. Tiada seorang pun di sana. Semua kota-kota hancur dan ditelan bumi sehingga terpancarlah air dari bumi. Hancurlah kaum Nabi Luth dan hilanglah kota-kota mereka. Nabi Luth mendengar suara-suara yang mengerikan. Istrinya melihat sumber suara dan dia pun musnah."
Allah SWT berfirman tentang kota-kota Luth:
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. " 
(QS. Adz-Dzariyat: 35-37)

"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia)." 
(QS. Al-Hijr: 76)

"Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (behas-bekas) mereka di waktu pagi, dan diwaktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkannya." 
(QS. Ash-Shaffat: 137-138)

Maka, tamatlah riwayat kaum Nabi Luth AS dari bumi. Hal ini merupakan tanda bukti kekuasaan Allah SWT. Ada yang mengatakan bahwa kota-kota yang tujuh menjadi danau yang aneh di mana airnya asin dan deras airnya lebih besar dari derasnya air laut yang asin. Ada yang mengatakan bahwa danau yang sekarang bernama al-Bahrul Mayit, yang terletak di Palestina adalah kota-kota kaum Nabi Luth AS. 


Kisah Nabi Luth AS mengingatkan kita semua, termasuk saya, bahwa di bumi ini, tidak dikenal dengan yang namanya Homoseksual/Lesbian, yang kian marak pada masa saat ini. Ternyata, sebetulnya sudah jauh beberapa miliar tahun sebelumnya, homoseksual/lesbian tersebut sudah ada, yaitu pada masanya Nabi Luth AS. Sesungguhnya, homoseksual/lesbian sangat tidak diperbolehkan dalam agama Islam, bahkan dilaknat oleh Allah SWT. 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik"
(QS. An Nur:26)

Hal ini berarti sudah sangat jelas bahwa disebutkan wanita untuk lelaki, bukan wanita untuk wanita dan begitu sebaliknya, lelaki untuk wanita, bukan lelaki untuk lelaki. Semoga kita terhindar dan dijauhkan dari orang-orang yang melanggar ketentuan Allah SWT tersebut. Dan semoga kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth AS. 

Aamiin Ya Rabbal Alamin...




Love,
Sylvia


You Might Also Like

0 Comments